TEMPO.CO, Jakarta -Perusahaan penyedia layanan pemesanan tiket daring, Tiket.com, mencatat adanya potensi lonjakan jumlah penumpang pada masa Natal dan tahun baru 2022. Peningkatan minat masyarakat melakukan perjalanan didorong oleh pembatalan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM Level 3) dan naiknya kepercayaan diri untuk berwisata.
“Lonjakan tersebut turut berkontribusi dalam peningkatan transaksi untuk seluruh produk Tiket.com,” ujar Public Relations Manager Tiket.com Sandra Darmosumarto kepada Tempo, Kamis, 16 Desember 2021.
Jumlah pemesanan tiket perjalanan ke luar kota, Tiket.com melihat, mulai naik setelah tren kasus Covid-19 di dalam negeri terus melandai. Di saat yang sama, capaian vaksinasi baik untuk vaksin dosis pertama maupun dosis kedua semakin bertambah.
Minat untuk kembali melakukan perjalanan kemudian didukung oleh pelbagai program promo penjualan tiket oleh online travel agent (OTA). Tiket.com, misalnya, telah menawarkan promo berupa OTW dan TTS 12.12 selama Desember.
Pada Oktober dan November 2021 lalu, perusahaan pun menggelar promo serupa, seperti Online Tiket Week. Dalam kondisi yang tidak pasti, Tiket.com menarik minat para calon pembeli tiket dengan memberi kelonggaran pengubahan jadwal atau pengembalian dana melalui fitur Smart Refund dan Smart Reschedule.
“Selain itu, tiket.com juga memiliki fitur tiket Flexi, yang memungkinkan konsumen untuk mengganti tanggal menginap (hotel) sesuai kenyamanan,” tutur Sandra.
Kementerian Perhubungan sebelumnya menerbitkan hasil survei tahap kedua untuk mengetahui potensi pergerakan masyarakat pada libur akhir tahun, khususnya Natal dan tahun baru. Survei ini berlangsung pada 7-18 November 2021 dan merupakan survei lanjutan dari sigi yang sebelumnya dilakukan pada 11-20 Oktober.
Merujuk hasil survei, terdapat 10 persen masyarakat secara nasional yang akan melakukan mudik jika pemerintah hanya melakukan pembatasan kapasitas dan pengetatan persyaratan perjalanan. Persentase itu ekuivalen dengan 16 juta orang.
Sedangkan bila terjadi peningkatan level PPKM, yaitu dari level 1 atau 2 menjadi level 3 dan 4, jumlah masyarakat yang akan mudik sebanyak 9 persen. Angka ini setara dengan 15 juta orang atau hanya turun 1 persen jika dibandingkan dengan kualifikasi sebelumnya.
Lalu jika pemerintah melakukan pelarangan perjalanan, diperkirakan jumlah masyarakat yang masih berminat mudik adalah 7 persen atau hanya turun 3 persen dari rencana pembatasan kapasitas. Jumlah ini sama dengan 10 juta orang.
Sementara itu menurut survei tahap pertama Oktober 2021 lalu, secara nasional jumlah pergerakan masyarakat pada akhir tahun bisa mencapai 12,8 persen atau 19,9 juta orang. Dari jumlah ini, 13,5 persen di antaranya berasal dari Jabodetabek.